setelahnya hujan menaksir kita pada demam dan peluh. kita hendak
menakar apalagi dari kota yang jauh. saat ingatan-ingatan
diberangkatkan. aku memunguti puing-puing tubuhmu di trotoar yang
resah. sepanjang jalan, sepanjang kecemasan.
di sebuah
bilangan yang tak pernah sampai dilewati putaran jarum jam, aku akan
menemukanmu. cahaya yang membikin sebuah bilik paling rahasia di
dadaku. dan kita berdua saja. tanpa jam dinding yang resah
menjangkaumu, tanpa langit yang menakar kita sebegitu jauh.
1 komentar:
apa arti soliloqui ?
Posting Komentar