Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

15 Januari 2009

Di Dalam Kamar Kita Bertaruh


Kita telah bertaruh di atas batu
Tentang kabar yang layu atau matang di dada perawan
Sedang telah ku sulut lilin-lilin di atas bahumu
Sebagai penanda malam yang istirah di rimbunan rambut
Sebelum aku mengeja kelopakmu diam-diam

Orang-orang tak berlidah mengejek di luar pintu
Dan kita masih merengek di atas batu
Hujan tak juga datang

Semarang, 14 Januari 2009

4 komentar:

Anonim mengatakan...

Variasi atas puisimu:

kita telah jadi matang di dada perawan
bersama kabar layu yang menyulut lilin2 di atas bahumu
sebelum malam yang ingin istirah mengeja kelopakmu di antara rimbunan rambut
hujan2 tak berlidah merengek di atas batu
orang2 dan kita tak juga datang

Unknown mengatakan...

Haris; Wah,..! hebat! jadi berwarna. maukah kau berbagi kapan2? makasih mas haris.

katasuara mengatakan...

ah kamar....
tempat yang selalu menyimpan kenangan. seperti loker.

mungkin aku selalu mengasah luka dari sana. hehe

katasuara mengatakan...

ndhu, lagi luka ya?...
aku punya obat kayak'e