aku tak ingin lagi menulis puisi, tentang masa depan kita, Rhi
mengajarimu pergi atau kembali
sebuah tirakat perihal ziarah atau rumah
di ruang tamu, kita berdiri
menatap aquarium yang tetap sepi
ikan-ikan menetes dan berjatuhan dari matamu
"tetaplah seperti ini," bisikmu
"ikan-ikan ini akan hidup atau mati atau mungkin menelusup ke bola-bola matamu"
sepasang bocah dari masalalu
lahir dari rak-rak album foto yang lembab
mereka yang hidup berbahagia
bersenang-senang dan bertengkar dengan bahagia
karna itu, sekali waktu aku ingin berhenti menulis puisi
mamadamkan lampu
duduk dengan sederhana
menatapmu biasa saja
dan membiarkan ikan-ikan dari mataku menetes,
berlompatan,
merenangi gelas-gelas kopi kita
Semarang, 13 April 2012
*Lukisan berjudul The Golden Aquarium karya Eileen Fong. diambil di http://fineartamerica.com/
6 komentar:
dibaca berapa kalipun, pikiranku tetap meruncing pada ikan-ikan yang menetas.
kok bisa ya?
menetes rain, bukan menetas...
oh ya, maksudku menetes
*salah ketik :D
haha..
bingung jg kalo yg mengajukan pertanyaan ini adalah juga penyair, rain..
sekalipun beda konteks, mungkin ini sama dengan dengan potongan puisi ini "Kita mulai mengutarakan potongan-potongan kata di punggung angin"
suka :)
melepas pakaian kita di depan kekasih
saya juga suka itu... hehe...
Posting Komentar