beginilah nasib menyalib kita, dinda
aku memburu sakit dari dada-dada yang asing dan majal
di luar jendela, sebatang pohon dengan kepala-kepala yang terus tanggal
kau berbiak dengan demam titipan
dengan gelisah tanpa bilangan
bukankah tabah itu memang menunggu?
aku bertanya karena aku mungkin keliru
mungkin kaulah yang aku buru
mungkin aku yang kau candu
Semarang, 24 November 2011
aku memburu sakit dari dada-dada yang asing dan majal
di luar jendela, sebatang pohon dengan kepala-kepala yang terus tanggal
kau berbiak dengan demam titipan
dengan gelisah tanpa bilangan
bukankah tabah itu memang menunggu?
aku bertanya karena aku mungkin keliru
mungkin kaulah yang aku buru
mungkin aku yang kau candu
Semarang, 24 November 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar