aku sadar, kita telah jauh tersesat dari labirin malam yang kosong, yang merujuk kita untuk terus menerus berbohong. dari runcing jarum jam dinding, harapan semacam apa lagi terus berkelebat?
derit ranjang, yah barangkali hanya itulah satu kesempatan untuk kita bersepakat. selebihnya, kubiarkan kau menjelma bebayang. aku mengeras, lantas melumer dengan kepala terbakar serupa lilin di atas altar. berpendaran, dan terus menjelmakanmu serupa malam. serupa kenangan yang kosong.
semarang, 12 Juni 2011
derit ranjang, yah barangkali hanya itulah satu kesempatan untuk kita bersepakat. selebihnya, kubiarkan kau menjelma bebayang. aku mengeras, lantas melumer dengan kepala terbakar serupa lilin di atas altar. berpendaran, dan terus menjelmakanmu serupa malam. serupa kenangan yang kosong.
semarang, 12 Juni 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar