Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

12 April 2010

Hujan Terakhir Bulan Ini

Hujan terakhir bulan ini
aku masih saja terlambat
sedang cangkir-cangkir mengabut
kita menenggak sepi yang kalut
“Maaf, aku menunggu langit yang ribut seharian”
maka sisihkanlah gerimis
yang kerap membuatku lumer
dan tergenang di sudut matamu

kau lihat gerak arloji?
seperti memutar tubuhku kembali
menyusuri gang sepi di pergelangan tanganmu
“Ini jam berapa?” tanyaku
“Masih seperti dulu
dan kau masih terlambat
mengetuk pintu” jawabmu

hujan telah reda
tak ada yang tersisa

Hujan terakhir bulan ini
aku benar-benar terlambat
sedang tak ada yang berubah dari langit
aku justru tersesat
di kerut usang tudung keranda
yang menyimpan bau tubuhmu
apak dan purba

hujan ini isyarat sepi
pintu rumahmu berderit
tak terkunci

Semarang, 31 Maret 2010

10 komentar:

Ivan Kavalera mengatakan...

hujan, aku datang

Unknown mengatakan...

mau kopi apa teh mas? silahkan duduk sambil liat hujan.. hehe...

redthundie mengatakan...

ikutan donk mas, tapi kau maunya kopi mas heheheh


redthundie.blogspot.com

Unknown mengatakan...

boleh aja mas fauzan. sini tho ke semarang. hahaha... aku teh jg mau kok. apalah sembarang. kl ada kopi ya beneran mas..

redthundie mengatakan...

gimana kalongopinya di stasiun gambir aja....hehehhe

zu mengatakan...

puisi ini indah sekali
dah blogmu juga... hiks.

Unknown mengatakan...

terima kasih zu. eh knp nangis..?

Roxy Zaire Awod mengatakan...

untaian kata yang indah dan ikhlas. salam kenal dari sahabat jauhmu.

Unknown mengatakan...

terima kasih bgt sudah mampir mas roxy.. jabat erat dan salam hangat dari kampung kamboja ini..

Ahmad flamboyant mengatakan...

jangan dulu gelisah itu kau cabut dari gerak lisan dan hatimu , sebab aku juga ingin bersamamu menikmati sisa hujan disini,..