Menetes pada tubuh angin
Menyeruk pada malam yang bisu
Di atas tanah telah bermuara nama-nama
Seperti kilatan yang patah
Di ujung kakimu
Lalu segalanya menjadi rindu yang tak sekedar
Malam berkabut
Kunang-kunang di garis matamu
Nama-nama yang lupa ku sebut
Lalu tanah muara tangismu
Kunang-kunangmu ku curi
Ku bawa lari
Kau masih berandai-andai dengan mimpi
Menjadi kekasih dari gadismu
Lalu kau serupa batu sejak itu
Kini aku yang mencurimu
Ku kunci kau di laci almari
Dengan patung gadismu

Semarang, 28/03/09
1 komentar:
mas. .
lama ngga liat bLogmu.
ada fb ngga mas?
ato fs?
Posting Komentar