di beranda,
saat angin mengetuk jendela, dadamu
bangku-bangku kekal menulis sepi
serupa kecupmu yang jauh melarikanku pada telaga bernama
purnama,
di beranda saat purnama
harmonika berbau minor menghisap kita
seperti saat kuhisap habis dadamu
anak-anak ikan berloncatan dari matamu ke mataku
rumah labirin, 5/03/2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar