11 Februari 2010
Dinding yang Retak di Bulan Januari
dinding-dinding menguburku
pada jejak yang semakin padat
dalam lindap januari
yang jatuh di atap-atap
aku kembali retak
"Siapa melukis wajah di sini
dengan cat berwarna usang dan sepi?"
musim terlalu lembab untuk kita ziarahi
dan kita menjadi lapuk di baris puisi
sampai di akhir bulan ini
gerimis semakin mengikis
kau datang dengan denyut yang hampir habis
tunggulah, biar kurebus sebentar
air hangat dan bulan perak
dan kuhidangkan saat gigil mengendap
sampai percakapan memilin kita
saat malam semakin sekarat
duh yang kekal di purnama kesumba
duh yang ombak di baris usia
duh yang menghentak di muka sajak
duh yang terlumat dalam segala jejak
duh yang selalu sepi saat kembali
duh yang merupa di gema doa
duh yang terlempar di halaman pertama
"Siapa melukis wajah di sini
dengan cat berwarna usang dan sepi?"
sampai khatam usia waktu
aku dinding dengan coretan dari tanganmu
kikis dan semakin retak
sampai habis kelak
ku kenakan wajahmu
kau kenakan tubuhku
Semarang 30 Januari 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
5 komentar:
aku selalu menunggu karyamu mas..senang bisa belajar dari tulisan jenengan..
sama-sama. makasih mas sigit. udah suka karya2 saya. saya akan nulis terus tp untuk akhir2 ni lg vacum. di tgg ya mas,..
wah, mas. tulisannya bagus banget. fresh dan saya suka gaya penyampaianya.terus menulis mas,..
mas, tulisannya fresh dan gaya bahasanya menarik. terus menulis mas.saya tunggu.
penulis sederhana: makasih mas. maaf aku jarang buka blog tapi masih aku usahakan terus aku isi (walau lama. hehe..) ada yang masih saya simpan dl. tapi pastinya aku masukkan ke sini. makasih udah suka tulisan2 saya ya mas. salam...
Posting Komentar