sampai harus kita habisi subuh di sini
sudut kota
monumen atas nama sejarah
terukir lewat tinta darah
dan pada perjalananlah
kita terlempar di sini
malioboro
aku kembali
di lindap pendar lampu
dan malam menggeliat di atas bangku
sebelum khatam kugenapi riwayat
kisah tapak kakiku yang berkarat
orang-orang dengan wajah memucat
menyapa dalam tatap jarak keasingan
kamilah kini yang memendam kesumat
malioboro
di sudut wajahmu pernah kucatat
di sinilah peziarah tumpah rindunya
dan kami kembali menggenapi sepi
dalam sorak dan luka
tapi wajahmu itu tetap saja sunyi
kukuliti di sudut sepi
Jogjakarta, 01/11/09
Pantai Mutun
5 tahun yang lalu
6 komentar:
Malioboro, maaf jika aku tak jadi datang ke festivalmu pada 6-8 November. Banyak kerjaan numpuk he he....
puisi mantap, mas
salam kenal Mas Galih dari bantul..
ikutan salam kenal kang... perdana nii :)
Doa di putik kamboja is the best...
salam kenal. puisinya selalu menarik. selamat berkarya
@Ivan: hehe.. selalu nikmat yah di sana bung.
@Sigit: salam mas.. ^^
@Genial: hehe.. silahkan aja mas. saya juga salam kenal yang perdana yah. ^_^
@Ipung: haiii... lama tak bersua kawan.
@lina: makasih lina. puisimu jg menarik. salam kenal juga ya... hehe.. ^^
Posting Komentar