Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

3 Oktober 2009

Sajak Tanah Patah

tanah patah
seperti tubuh kami
dalam kedukaan
padang, pariaman

seperti apa isyarat harus merupa dalam ingatan
sedang segala laju musim takkan pernah mampu kita ramalkan
maka sekali lagi ku sebut namamu
dalam rapal-rapal yang kadang tak kami tahu
terduduk
dengan jari menunjuk
langit sepi
segala menepi di batas waktu
kita khatam berdoa
selesai ayat luka

Jika sajak-sajak adalah doa
ku harap sampai
dan aku terima
riwayat lepas merupa sakit
wajah kamilah yang sakit
dalam kedukaan
padang, pariaman.

Semarang, 03/10/09

5 komentar:

pringadi mengatakan...

mantrab kali
lirih kali

Unknown mengatakan...

makasih kawan. yang lain tidak mantrap ya,, hehe,,
gak kok. seneng sekali kau jg baca,,

Unknown mengatakan...

Termakasih...saya nanti saja antologinya..
puisi tak kan lekang dimakan waktu..

tks
Boyke Satria Negara

Unknown mengatakan...

wah,..saya ngikut blog ini mas,...

Unknown mengatakan...

@boyke: iya mas. maaf ya..

@penulis sederhana: silahkan saja mas. senang rasanya. ^^