Sedang sabit yang menetap di keningmu Selalu menetak jalan-jalan di leherku Maka lewat hujanlah aku istirah Dan kau tak pernah sudi menyerah Tetirah kepada padang-padang dan beranda-beranda rumah.
Pulanglah, ku tembangkan sajak-sajak tanah Seperti saat kelahiranmu, Ku tembangkan mijil di telinga kananmu Pertanda kijingku di keningmu
18/01/09
5 komentar:
Anonim
mengatakan...
pulang? TIDAK, kalau itu ke bidang yang disekatsekat, yang sebenarnya tidak ber-ruang tapi mereka bersikeras menyebutnya sebagai rumah.
mijil itu tembang jawa mbak. tepatnya tembang macapat. yang membuat para walisanga. macapat sebenarnya menceritakan riwayat hidup seseorang dari awal kelahiran sampai meninggal dan dipucungkan. mijil adalah syair pertama macapat yang berarti kelahiran, hehe,.. maaf kalo bikin bingung. tapi yang saya tahu itu. kalo ada temen blog yang tahu lebih jelas mohon diterangkan. silahkan mampir mbak ely,..
5 komentar:
pulang? TIDAK, kalau itu ke bidang yang disekatsekat, yang sebenarnya tidak ber-ruang tapi mereka bersikeras menyebutnya sebagai rumah.
ayo, belok kiri saja :)
ayo. belok. ati-ati dah bawa peta belum? kita tak tahu arah nanti. apa menunggu angin yang menjejakkan jalan,..?
mijil ? ... hmm mikir nih apa artinya ?
mijil itu tembang jawa mbak. tepatnya tembang macapat. yang membuat para walisanga. macapat sebenarnya menceritakan riwayat hidup seseorang dari awal kelahiran sampai meninggal dan dipucungkan. mijil adalah syair pertama macapat yang berarti kelahiran, hehe,.. maaf kalo bikin bingung. tapi yang saya tahu itu. kalo ada temen blog yang tahu lebih jelas mohon diterangkan.
silahkan mampir mbak ely,..
saya malah belum pergi, mas. masih blm bs pergi karena masih terikat ruang yang disekat2 dan disebut sebagai rumah itu--mengambil kata El
Posting Komentar