Bulan memang tak pernah utuh seperti katamu Ruas-ruas bambu di bawahnya merapalkan mantra-mantra Seorang lelaki bermain simpul-simpul luka
Ah,.. hantu-hantu menyeruak di kelopak mataku Serupa debu Sejak itu aku selalu menangisi kepergianmu Maka ku kunci bulan perak dan berhala batu Dendammu ku sarungkan Angin selalu patah sejak itu
2 komentar:
terkadang luka dan dendam lah yang membuat kita terasa manusia. ada dan nyata!
jadi kenapa harus disarungkan? biar saja angin patah. he..he...
maju terus pantang mundur
Posting Komentar