27 Maret 2009
Sepotong Bulan dan Langit Untuk Lelaki
Sepotong bulan di bawah lampu
Dan langit yang rindu
Lelaki menggenggam belati dan mengumpati puisi-puisi basi
Dari tangannya bulan perak adalah kembang bambu
Juga gang-gang sepi beralamat langit yang pasi
Mari mengutuki mimpi
Juga kalimat-kalimat bohong
Mulutmu kosong?
Ah dasar omong kosong
Hati perawan di sakunya
Bulan perak,… Bulan perak,…
Berhala serupa apa menetak kesumat?
Lidah logam berkarat
Sekarat,..
Sekerat tangis
Kapak Ibrahim di leherku
Kepala lelaki di kembang bambu
Langit sepi sekali
Sekali lagi ku asah badikku lewat darahmu
Ah betapa ingin segera ku kemasi namamu
Menjadi sepiring nasi
Dompetmu kosong?
Lihat! Langit di ujung matamu pucat pasi
Bulan perak jatuh di beranda rumahku
Kepalamu masih di tertancap di kembang bambu
Bulan perak puisiku
Pekalongan, 26/03/09
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar