8 Februari 2009
Bulan tak Utuh
Bulan memang tak pernah utuh seperti katamu
Ruas-ruas bambu di bawahnya merapalkan mantra-mantra
Seorang lelaki bermain simpul-simpul luka
Ah,.. hantu-hantu menyeruak di kelopak mataku
Serupa debu
Sejak itu aku selalu menangisi kepergianmu
Maka ku kunci bulan perak dan berhala batu
Dendammu ku sarungkan
Angin selalu patah sejak itu
Semarang, 07/02/09
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
2 komentar:
terkadang luka dan dendam lah yang membuat kita terasa manusia. ada dan nyata!
jadi kenapa harus disarungkan? biar saja angin patah. he..he...
maju terus pantang mundur
Posting Komentar